Rouf 'Azmi Peran Pendidikan Akhlak Dalam Mengatasi Dampak Negatif Teknologi Internet | Kumpulan Makalah Perkuliahan

Saturday 7 July 2012

Peran Pendidikan Akhlak Dalam Mengatasi Dampak Negatif Teknologi Internet


A.          Latar belakang masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan allah dengan beberapa kelebihan antara lain mempunyai akal. Dengan akal yang dimilikinya manusia mampu menciptakan peradaban untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi.
Dalam perjalanan sejarahnya, manusia telah memasuki peradaban modern yang lahir dari dunia barat (Eropa). Peradaban modern identik dengan kehidupan keserbabendaan. Sedangkan modernisasi merupakan ciri peradaban maju yang dalam sosiologi berkonotasi perubahan sosial masyarakat yang kurang maju untuk mencapai tahap yang telah dialami oleh masyarakat maju.[1]
Modernisasi berasal dari barat, yaitu sejak berakhirnya abad XVI. Pada zaman pertengahan ini otoritas kebenaran dipegang oleh gereja katolik, karena paham gereja bertentangan dengan pendapat para pemikir baru, maka muncullah suatu gerakan baru, yang disebut dengan Renaissance. Yaitu suatu gerakan dimana manusia merasa dilahirkan kembali dalam peradaban, yaitu merindukan peradaban yunani dan romawi. Zaman kebangkitan inilah yang disebut permulaan zaman modern.
Sedangkan modernisasi merupakan proses menuju kemodernan, sebagai tolok ukurnya adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka modernisasi cenderung meninggalkan nilai-nilai lama (tradisional) dan diganti dengan nilai-nilai baru (modern).
Berbagai hambatan ilmiah dapat diatasi, begitu pula kesulitan-kesulitan dapat ditanggulangi. Teknologi dapat memberikan banyak pilihan dalam memenuhi berbagai aspek kebutuhan hidup manusia. Dengan kata lain, dilihat dari aspek material merupakan prestasi yang telah dicapai oleh peradaban manusia saat ini. Kemajuan tersebut telah memungkinkan manusia menikmati suatu gaya hidup yang penuh kemilau.[2]
Berbagai kemudahan yang disodorkan oleh modernisasi contohnya perkembangan teknologi informasi seperti facebook, email, twitter, friendster, MRC dan jejaring social lainnya memberikan fasilitas kenyaman pengguna untuk mengakses informasi yang ada di dunia hanya dalam hitungan detik. Pada suatu sisi lain jejaring sosial ada sisi negatifnya seperti mengurangnya kinerja, berkurangnya perhatian terhadap keluarga, tergantikannya kehidupan social dan masih banyak lainnya dampak negative dari penggunaan teknologi informasi yang disalah gunakan.
Melemahnya peran agama menjadi salah satu penyebab perilaku negatif dalam peradaban modern. Hal ini disebabkan karena agama dianggap tidak memiliki kontribusi langsung bagi upaya mengejar kehidupan fisik-material.[3] Manusia tidak lagi percaya pada tuhan yang tercermin dalam sifat masabodoh, ragu-ragu sampai pada anti sama sekali dengan keberadaan tuhan. Maka hal yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan ini yakni dengan memberikan pendidikan akhlak terhadap anak mulai dini agar bisa membentengi diri mereka dengan akhlakul karimah, sehingga tidak terjerumus dalam derasnya arus  gobalisasi.
Terdapat banyak factor yang menyebabkan kemrosotan akhlak dewasa ini, antara lain kurang tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat, pendidikan akhlak tidak terlaksana sebagaimana mestinya baik dirumah, sekolah maupun di masyarakat, kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan cara yang baik dan yang membawa pembinaan akhalak dan lain sebagainya.[4]
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pendidikan akhlak itu sangat penting dan betapa besar bahaya yang terjadi akibat kemrosotan akhlak. Dengan cara memperkuat penanaman akhlak dalam diri remaja dan masyarakat merupakan senjata yang paling ampuh untuk memerangi kemrosotan akhlak terutama yang disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
B.       Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditarik rumusan masalah, sebagai berikut:
1.      Bagaimana peran pendidikan akhlak dalam mengatasi dampak negatif perkembangan internet.
2.      Apa saja bentuk pengembangan nilai-nilai pendidikan akhlak yang dikembangkan di MAN Yogyakarta I untuk mengatasi dampak negatif perkembangan internet.
C.       Tujuan dan kegunaan penelitian
1.      Tujuan penelitian
a.       Untuk mengetahui bagaimana peran pendidikan akhlak dalam mengatasi pengaruh dampak perkembangan internet.
b.      Untuk mengetahui Apa saja bentuk pengembangan nilai-nilai pendidikan akhlak yang dikembangkan di MAN Yogyakarta I untuk mengatasi dampak negatif perkembangan internet.
2.      Kegunaan penelitian
a.       Sebagai sumbangan pemikiran pendidikan akhlak dalam menghadapi perkebangan teknologi informasi (internet).
b.      Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data dalam mengembangkan pendidikan akhlak dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi (internet).
D.      Kajian Pustaka
Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan skripsi ini, antara lain dalam skripsinya Muhammad Amin yang berjudul “Pendidikan Islam Sebagai Alternatif Dalam Mengatasi Modernisasi (Antisipasi tantangan peradaban masa kini), mengungkapkan bahwa pendidikan islam harus dapat mengembangkan kecerdasan manusia dalam bidang IPTEK yang dapat dijadikan senjata dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, baik dimasa kini maupun dimasa yang akan datang . pendidikan juga harus dapat mengembangkan dan menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan kepada allah swt, sehingga manusia akan mampu menerapkan IPTEK sebahai media atau sarana untuk beribadah kepada allah.
Kemudian dalam buku karya M. Rusli Karim yang berjudul “Agama, Modernisasi dan Skularisasi” mengungkap tentang kecenderungan manusia modern mengarah kepada kehidupan keserba bendaan (material). Sedangkan agama hampir dapat dipastikan akan mengalami dampak yang cukup mengancam kelangsungan hidupnya. Penulis buku ini mengajukan beberapa solusi yang dapat digunakan agar manusia dapat menempatkan diri secara lebih arif dalam proses globalisasi, modernisasi atau industrialisasi, sehingga julukan sebagai manusia sosio-religius dapat dipertahankan.
Sementara penelitian yang akan dilakukan lebih memfokuskan pembahasannya pada peran pendidikan akhlak dalam mengatasi dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi.
E.       Landasan Teori
1.        Pengertian pendidikan akhlak
Dalam pendidikan islam yang paling utama dan harus dapat perhatian besar adalah pendidikan akhlak, sebagaimana telah dikatakan oleh pakar pendidikan M. Athiyah al-Abrosy, yaitu bahwa pembentuukan akhlak yang tinggi andalah merpakan tujuan utama dari pendidikan islam.[5]
Secara etimologi, pengertian pendidikan yang diberikan oleh ahli. John Dewey, seperti yang dikutip oleh M. Arifin menyatakan bahwa pendidikan adalah sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual)maupun daya perasaan (emosional) menuju ke arah tabiat manusia dan manusia biasa.[6]
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang diarahkan untuk mematangkan potensi fitrah manusia, agar setelah tercapai kematangan itu, ia mampun memerankan diri sesuai dengan amarah yang disandangnya, serta mampu mempertanggung jawabkan pelaksanaan kepada Sang Pencipta. Kematangan di sini dimaksudkan sebagai gambaran dari tingkat perkembangan optimal yang dicapai oleh setiap potensi fitrah manusia.[7]
Dalam Islam, pada mulanya pendidikan disebut dengan kata “ta’dib”. Kata “ta’dib” mengacu kepada pengertian yang lebih tinggi dan mencakup seluruh unsur-unsur pengetahuan (‘ilm), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Akhirnya, dalam perkembangan kata-kata “ta’dib” sebagai istilah pendidikan hilang dari peredarannya, sehingga para ahli didik Islam bertemu dengan istilah at tarbiyah atau tarbiyah, sehingga sering disebut tarbiyah. Sebenarnya kata ini asal katanya adalah dari “Rabba-Yurobbi-Tarbiyatan” yang artinya tumbuh dan berkembang.[8]
Menurut Rahmat Djatnika, bahwa pengertian akhlak dapat dibedakan menjadi dua macam, di antaranya menurut etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab (ا خلا ق) bentuk jamak dari mufrodnya khuluq (خلق), yang berarti budi pekerti. Sinonimnya adalah etika dan moral. Etika berasal dari bahasa Latin, etos yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari bahasa Latin juga, mores yang juga berarti kebiasaan. Sedangkan menurut terminolog, kata budi pekerti terdiri dari kata “budi” dan “pekerti”. Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio yang disebut karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati yang disebut dengan behaviour. Jadi, budi pekerti merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia.[9]
Menurut Abuddin Nata, akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendalam dan tanpa pemikiran, namun perbuatan itu telah mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran.[10]
Setelah dijelaskan secara terpisah mengenai pengertian pendidikan dan pengertian akhlak, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa analisa sampai ia menjadi seorang mukallaf, seseorang yang telah siap mengarungi lautan kehidupan. Ia tumbuh dan berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu kuat, ingat bersandar, meminta pertolongan dan berserah diri kepada-Nya, maka ia akan memiliki potensi dan respon yang instingtif di dalam menerima setiap keutamaan dan kemuliaan. Di samping terbiasa melakukan akhlak mulia.
Atau suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan disengaja untuk memberikan bimbingan, baik jasmani maupun rohani, melalui penanaman nilai-nilai Islam, latihan moral, fisik serta menghasilkan perubahan ke arah positif, yang nantinya dapat diaktualisasikan dalam kehidupan, dengan kebiasaan bertingkah laku, berpikir dan berbudi pekerti yang luhur menuju terbentuknya manusia yang berakhlak mulia, di mana dapat menghasilkan perbuatan atau pengalaman dengan mudah tanpa harus direnungkan dan disengaja atau tanpa adanya pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan karena adanya tekanan, paksaan dari orang lain atau bahkan pengaruh-pengaruh yang indah dan pebuatan itu harus konstan (stabil) dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sering sehingga dapat menjadi kebiasaan.
2.        Pengertian Teknologi Internet
Teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Sedangkan internet atau interconnection and networking adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia.[11] Atau dengan kata lain, internet adalah jaringan global yang menghubungkan jutaan komputer di seluruh dunia, dimana komputer yang tersambung di internet menyediakan informasi yang terbuka untuk umum sehingga pemakai internet akan dapat menghubungi banyak komputer kapan saja dan dimana saja untuk mengirim berita, memperoleh informasi ataupun mentrasfer data.
Sehubungan dengan luasnya cakupan dari internet dari pembahasan internet ini, maka peneliti akan memfokuskan penelitian pada Internet Sebagai Alat Komunikasi. Selain berperan sebagai  sumber informasi internet juga merupakan seuah alat komunikasi. Beberapa fasilitas yang ditawarkan internet sebagai alat komunikasi, antara lain:
a.       Email
Email atau electronik mail (surat elektronik) memiliki persamaan fungsi dengan pos atau giro. Perbedaan antara keduanya teretak pada media penyimpanan pesan.
b.      Mailing List (milis)
Mailing list merupakan perluasan penggunaan email dengan fasilitas ini pengguna yang telah memiliki alamat email bisa bergabung dalam suatu kelompok diskusi. Komunikasi melalui milis ini memiliki sifat yang sama dengan email yaitu bersifat un-real time.
c.       Chatting
Internet Relay Chat atau IRC yang sering disebut dengan Chat atau Chatting adalah forum diskusi online para pengguna internet dengan menggunakan tulisan sebagai alat untuk berdiskusi. Program yang sering digunakan untuk chatting ini adalah mIRC atau Yahoo Messenger.
d.      Jejaring sosial
Jejaring sosial merupakan sebuah trobosan baru dalam mencari teman atau relasi baru. Ada beberapa bentuk jejaring sosial yang sering digunakan pada saat ini. Misal : facebook, twitter friendster, BBM, WhatsUp.




3.      Dampak positif dan negatif akibat perkembangan teknologi internet
Di bawah ini akan dijelaskan dampak-dampak positif maupun negatif dari penggunaan internet :
a.       Dampak Positif
1)      Internet sebagai media komunikasi merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2)      Media pertukaran data dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3)      Media untuk mencari informasi atau data perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4)      Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga kita tahu apa saja yang terjadi.
5)       Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
6)      Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.

b.      Dampak Negatif
1)      Pornografi anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.
2)      Penipuan hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu.
3)      Bisa membuat seseorang kecanduan terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Jadi internet tergantung pada pemakainya bagaimana cara mereka dalam menggunakan teknologi itu, namun semestinya harus ada batasan-batasan dan norma-norma yang harus mereka pegang teguh walaupun bersentuhan dengan internet atau di dalam dunia maya.
F.       Metode Penelitian
Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode berikut ini:
1.      Jenis penelitian
Penelitian ini dikategorikan pada jenis penelitian lapangan field Research) yang bersifat kualitatif dengan metode deskriptif. Alas an mengapa memilih metode ini karena karena penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang peran pendidikan akhlak untuk mengatasi dampak negative pengunaan internet di MAN Yogyakarta I.

2.      Subjek penelitian
Yang dimaksud dengan metode penentuan subyek salam penelitian ini adalah usaha penentuan sumber data, artinya darimana data penelitian diperoleh. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:
a.       Kepala sekolah
b.      Waka kurikulum, waka sarana dan prasarana dan waka kesiswaan.
c.       Guru IT MAN Yogyakarta I
d.      Guru Akidah Akhlaq MAN Yogyakarta I
e.       Siswa kelas X dan XI MAN Yogyakarta I. Cara penentuan subjeknya dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan subjek berdasarkan tujuan penelitian.
3.      Metode pengumpulan data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa atau hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang menunjang atau mendukung penelitian.
Untuk memperoleh data yang diharapkan dalam penelitian ini, maka akan menggunakan metode sebagai berikut:
a.       Metode observasi
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang seluk beluk madrasah dan seluruh pihak madrasah serta data penggunaan internet oleh siswa, sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan informasi dari segaa sumber.
b.      Metode wawancara (interview)
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh keterangan, tanggapan dan pendapat secara lisan dari narasumber, guna memperoleh data falid langsung dari kepala madrasah, guru, waka kurikulum dan siswa MAN Yogyakarta I tentang pola penggunaan media internet dalam pembelajaran.
c.       Metode Dokumentasi
Metode ini dugunakan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang berisi penggunaan dan pemanfaatan media internet siswa MAN Yogyakarta I.
DAFTAR PUSTAKA

al-Abrosyi, M. Athiyah. 1970. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Arifin, M. 2000.  Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Djatnika, Rahmat. 1994.  Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia). Jakarta : Balai Pustaka.
Drajat, Zakiyah. 1977. Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.
Jalaluddin. 2001.  Teologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Karim,M. Rusli. 1994. Agama, Modernisasi dan Skularisasi. Yogyakarta: Tiara Wacana
Nata, Abuddin. 1997.  Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Zuhairini, dkk. 1993.  Metodologi Pendidikan Agama. Bandung : Ramadhani.



[1] M. Rusli Karim, Agama, Modernisasi dan Skularisasi, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), hlm. 114
[2] Ibid, hlm. 120
[3] Ibid. hlm, 116
[4] Zakiyah Drajat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarrta: Bulan Bintang, 1977), hlm. 13
[5] M. Athiyah al-Abrosyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 10
[6] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hlm. 1.
[7] Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 51.
[8] Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Bandung : Ramadhani, 1993), hlm. 9.
[9] Rahmat Djatnika, Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia), (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), hlm. 26.
[10] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 5.
[11] Melwin Syafrizal, Pengantar Jaringan Komputer, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2005), hal. 195

Ditulis Oleh : Abdur Rouf Hari: 6:08 pm Kategori:

Comments
1 Comments

1 comments:

Unknown said...

ship .....mas bro.
jangn lpa knjung blik ya
http://b420k.blogspot.com